STUDY KELAYAKAN INVESTASI

|

Lembaga orientasi profit mempunyai tujuan yaitu maksimalisasi laba dan maksimalisasi nilai aset. Tujuan maksimalisasi laba biasanya dihubungkan dengan skala waktu jangka pendek, yaitu bagaimana mendayagunakan kapasitas lembaga pendidikan yang tersedia saat ini seoptimal mungkin, diikuti dengan pengendalian biaya seefektif mungkin, sehingga laba yang dicapai adalah maksimal. Sedangkan tujuan maksimalisasi nilai aset merupakan sasaran jangka panjang, yaitu bagaimana memperbaiki kinerja, sehingga dapat meningkatkan nilai aset yang dimiliki tersebut.

1.1 Penjelasan atas tujuan Investasi


Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang. Investasi
berbeda dengan tabungan, karena tabungan memiliki motif konsumtif. Penyisihan sebagian pendapatan pada saat sekarang kedalam tabungan adalah bertujuan untuk memungkinkan penabung agar dapat memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan konsumsinya yang lebih besar dimasa yang akan datang. Namun demikian, baik investasi maupun tabungan, keduanya terkait dengan manfaat yang diharapkan dimasa mendatang.

Investasi atau pengeluaran modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan lembaga pendidikan menerima manfaat dimasa yang akan datang. Selain itu investasi juga dapat diartikan sebagai aktivitas yang memanfaatkan pengeluaran kas pada saat sekarang untuk mengadakan jasa guna menghasilkan penerimaan yang lebih besar dimasa yang akan datang untuk waktu dua tahun atau lebih. Oleh karena investasi berkaitan dengan pengeluaran dana pada saat sekarang dan manfaatnya baru akan diterima dimasa yang akan datang, maka investasi berhadapan dengan resiko, setidak-tidaknya mengenai :
1. Resiko nilai riil dari uang yang akan diterima dimasa datang tersebut.
2. Resiko mengenai ketidakpastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai dengan yang diperkirakan akan diterima di masa datang tersebut.

1.2 Aspek yang dicakup

Studi kelayakan atas rencana investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait, dan tidak hanya kelayakan aspek finansialnya saja. Pendekatan ini lazim disebut pendekatan holistik (heulistic approach). Tuntutan untuk melakukan evaluasi secara holistik menjadi semakin terasa, terutama sejak dimasukinya era implementasi manajemen kontemporer di dunia bisnis, seperti manajemen strategis dan Total Quality Management (TQM). Bahkan sejak tahun 1990-an dikembangkan metode penilaian kinerja yang disebut Balanced Score Card (BSC). BSC merupakan metode manajemen strategis yang menjabarkan misi dan strategi sebuah organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja atas empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian, sehatnya sebuah keputusan harus didukung oleh pilar empat sehat, yaitu sehat finansial, sehat pemasaran, sehat aspek produksi dan sehat aspek sumber daya manusia. Meskipun demikian karena kinerja keuangan menampilkan ikhtisar konsekuensi ekonomi terukur dari semua kebijakan yang diambil oleh manajemen, aspek keuangan menjadi elemen penilaian yang penting.

Aspek yang dicakup dari studi kelayakan adalah sebagai berikut :

1. Aspek Finansial

Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek kunci dari studi kelayakan. Dikatakan demikian, karena sekalipun aspek lain tergolong layak, jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi. Studi aspek finansial ini paling tidak mencakup :

a. Kajian terhadap jumlah dana yang diperlukan, baik untuk keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan modal kerja.

b. Kajian terhadap sumber dana, sekaligus perhitungan mengenai biaya atas modal yang direncanakan ditarik, termasuk rancangan terhadap struktur modal yang tergolong layak.

c. Proyeksi arus kas yang memuat rincian prospek arus kas masuk dan prospek arus kas keluar. Proyeksi arus kas tersebut berguna sebagai landasan untuk melakukan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan berbagai metode yang lazim, seperti Payback Method (PM), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), Average Rate of Return (ARR), dan Benefit-Cost-Ratio Analysis (BCRA).

d. Penyusunan laporan keuangan proforma, dilengkapi dengan analisis sumber dan penggunaan dana serta Analisis Titik Impas (Break Even Analysis atau BEA).

e. Kajian terhadap pengaruh indikator ekonomi makro terhadap kelayakan keuangan proyek, baik terhadap arus kas masuk dan arus kas keluar.

2. Aspek Ekonomi dan Sosial

Studi aspek ekonomi dan sosial bertujuan untuk mengemukakan pengaruh positif proyek terhadap perekonomian dan masyarakat sekitar proyek. Pengaruh terhadap perekonomian perlu dilihat dari sisi lokal, regional dan nasional.

3. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi aspek pasar dan pemasaran penting artinya dalam studi kelayakan karena akan merinci potensi penerimaan (arus kas masuk) selama usia ekonomi proyek. Disamping itu, studi pasar akan memberikan gambaran mengenai intensitas persaingan, informasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen, pendapatan rata-rata calon konsumen, ketersediaan saluran distribusi, dan kondisi sarana angkutan.

4. Aspek Teknis dan Produksi


Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab berkaitan dengan kapasitas proyek, lokasi, tata letak alat produksi, bentuk bangunan (bertingkat atau tidak), kajian atas bahan dan sumbernya, desain produk, dan analisis biaya produksi.

5. Aspek Hukum


Studi aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah ligitasi, kesepakatan, hubungan industrial, perizinan, status perusahaan, dan desain mengenai hak dan kewajiban pendiri, pemegang saham, tim manajemen, dan karyawan.

6. Aspek Organisasi dan Manajemen

Studi mengenai aspek organisasi dan manajemen penting artinya, terutama dalam kaitannya dengan :

a. Perumusan organisasi dan uraian tugas serta tata kerja selama proyek dalam fase pembangunan. Hal ini bertujuan untuk mencegah segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik.

b. Perumusan organisasi, uraian tugas, dan tata kerja serta hak dan kewajiban setiap individu organisasi setelah proyek selesai dan memasuki fase operasi komersial.

Dari uraian diatas, tampaklah diperlukan studi setiap aspek proyek dalam usaha memberikan penilaian yang holistik terhadap suatu usulan studi kelayakan. Bagaimanapun juga, prospek keberhasilan suatu proyek dicerminkan oleh kemampuan dari proyek yang bersangkutan untuk menghasilkan laba.

1.3 Uraian secara garis besar dari kegiatan investasi

Sebuah rencana investasi seharusnya diawali dengan suatu evaluasi kelayakan terhadap rencana investasi tersebut. Dari sudut perspektif rasional-objektif tidaklah patut melakukan sesuatu yang mempunyai resiko yang besar berdasarkan persepsi untung-untungan. Investasi yang mempunyai resiko besar seharusnya didahului oleh suatu studi kelayakan yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

1. Gagasan investasi yang diperoleh dari hasil survey pasar, informasi dari pemerintah (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN dan rencana pembangunan dari Bappenas atau Bappeda), dan hasil penelitian lembaga pendidikan tinggi.

2. Dilanjutkan dengan studi regional dan sektoral guna menemukan spesifikasi kebutuhan pasar, termasuk jenis kebutuhan dan volumenya, lokasi yang tepat untuk membangun proyek, terutama yang berorientasi pada bahan baku, serta potensi persaingan pasar dan desain rencana distribusi.

3. Menemukan potensi pendukung di tiap wilayah alternatif, dilengkapi identifikasi cara mendapatkan dan biaya perolehan.

4. Jika semua data berhasil diperoleh, tim perlu menyusun prefeasibility study (studi kelayakan pendahuluan).

5. Menyusun revisi laporan studi kelayakan untuk kemudian dimajukan dalam rapat tim lengkap dan lintas fungsi. Selanjutnya dihasilkan laporan studi kelayakan final.

6. Laporan final secara fungsional dipakai untuk menyusun rencana pendanaan, rencana pembangunan dan rencana perekrutan tenaga kerja.

1.4 Manfaat dari sifat Investasi

Pada umumnya, proyek investasi memanfaatkan dana yang tidak kecil jumlahnya. Pengeluaran dana dilakukan pada saat sekarang, sedang manfaatnya baru akan diterima dimasa-masa yang akan datang. Masa mendatang itu mengandung resiko ketidakpastian. Semakin jauh jarak antara waktu pelaksanaan investasi dan waktu pemulihan investasi, akan semakin besar pula resiko yang dihadapi. Berbagai perubahan dapat terjadi dan perubahan dimaksud mungkin saja besar pengaruhnya atas operasi proyek, seperti inflasi, perubahan nilai tukar valuta asing, persaingan global, kebijakan pemerintah dan perubahan cita rasa konsumen.

Sangat rasional jika alternatif penggunaan dana itu dievaluasi dengan cermat dan teliti sehingga penggunaan yang dipilih benar-benar akan memberikan manfaat ekonomi yang maksimal.

Adapun kegunaan primer dari studi kelayakan yaitu :

1. Memandu pemilik dana (calon investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama, memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.

3. Alternatif investasi teridentifikasi secara objektif dan teruji secara kuantitatif sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang objektif.

4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja.

Selain itu kegunaan sekunder dari studi kelayakan yaitu :

1. Dana Investor tersalur ke proyek yang paling menguntungkan sehingga turut membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya nasional.

2. Investasi berlangsung pada sektor yang keluarannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Dana akan tersalur ke sektor yang hemat devisa karena proyek memakai bahan baku yang disediakan didalam negeri, dan pada saat yang sama untuk proyek yang berorientasi ekspor akan mendorong peningkatan penerimaan devisa.

1.5 Prospek kelayakan Investasi

Agar setiap gagasan mempunyai alasan yang jelas, usulan proyek harus dilengkapi dengan suatu hasil penilaian kelayakan pendahuluan atau pre-feasibility study. Penilaian pendahuluan disusun berdasarkan studi pendahuluan atau pre-study yang telah dilakukan sebelumnya dan studi pendahuluan itu mampu menghasilkan informasi :

a. Prospek pemasaran dari proyek yang diusulkan,

b. Teknik dan produksi,

c. Pembiayaan proyek baik untuk keperluan investasi maupun untuk keperluan modal kerja, termasuk proyeksi kelayakan finansial rencana investasi,

d. Alternatif organisasi dan desain manajemen proyek,

e. Hal-hal yang terkait dengan masalah hukum dan peraturan yang berlaku,

f. Pengaruh proyek terhadap perkembangan daerah dan penduduk sekitar lokasi proyek,

g. Perkiraan kontribusi proyek kepada pemerintah pusat dan daerah otonom, berupa
pajak, royalti, retribusi, dan pendapatan non pajak lainnya,

h. Perkiraan kontribusi proyek terhadap perekonomian.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, gagasan proyek tadi diuji kelayakannya untuk diterima sebagai usulan proyek.

FINANCIAL MANAGEMENT

|

1. Objektif


1.1. Adanya fungsi keuangan dan pengendalian intern yang independen dan objektif dalam rangka pengamanan atas tujuan, strategi dan harta anak perusahaan/unit usaha.

1.2. Adanya keseragaman dan integrasi didalam manajemen keuangan baik bersifat korporat maupun group.

1.3. Adanya tolok ukur yang memadai bagi penilaian terhadap performance fungsi keuangan di unit usaha.

1.4. Adanya pedoman bagi penyusunan sistim di unit usaha.

1.5. Adanya referensi umum referensi umum yang dapat dipakai untuk establishment fungsi keuangan serta dalam rangka pemahaman yang jelas mengenai ruang lingkup dan tanggung jawab fungsi keuangan oleh jajaran non keuangan.


2. Prinsip Pengendalian Intern

2.1. Pengendalian intern adalah organisasi dan sistim yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka untuk:
• Pengamanan terhadap aktiva perusahaan.
• Pengawasan atas akurasi dan kebenaran informasi keuangan.
• Peningkatan efisiensi operasi.
• Mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan.

2.2. Dengan sendirinya pengendalian intern bukan hanya mempunyai ruang lingkup pengendalian keuangan dan akuntansi tetapi juga mencakup pengendalian yang bersifat administratif.
Tanpa adanya suatu pengendalian administratif yang memadai maka pengendalian keuangan yang diterapkan akan menjadi kurang berarti.

2.3. Elemen pengendalian intern meliputi:
• Staf yang kompeten, dapat dipercaya dan memiliki loyalitas yang tinggi.
• Adanya pemisahan tugas/fungsi untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang.
• Prosedur otorisasi transaksi yang memadai.
• Catatan dan dokumentasi yang menjamin dilindunginya harta dan kepentingan perusahaan.
• Pengendalian fisik atas harta (tangible / intangible).
• Prosedur pencatatan yang menjamin adanya laporan keuangan yang jelas, dapat
dipercaya, akurat dan dibuat tepat waktu.
• Sistim verifikasi yang independen.
• Budgetary control system.